0

       Aku menutup rapat-rapat telingaku mendengar kan pecahan dari gelas kaca, dan suara bertengkar nya kedua orang tuaku. Katanya rumah adalah tempat ternyaman dan keluarga bisa mengerti kita, tapi kata-kata itu seolah suatu kebohongan. Aku berharap ini semua tidak terjadi tidak sedikitpun, ini hanya menambahkan ku luka di hati dan batin. Lelah mendengar kan kedua orang tuaku bertengkar, aku pun keluar rumah melalui jendela. Aku mulai berjalan menjauh dari sana menuju tempat persembunyianku, yaitu gudang yang sudah lama tak terpakai. Gudang itu tidak ada lagi yang menempati nya dan tidak jauh juga dari rumahku, setidaknya aku tidak mendengarkan pertengkaran kedua orang tuaku itu. Namaku adalah Alsa Eina biasa di panggil Alsa, aku memiliki satu kakak laki-laki yang melupakan keberadaan ku. Kedua orang tuaku juga memiliki hubungan yang buruk, papa adalah laki-laki yang suka berselingkuh dan ibu perempuan yang tegas karena dia adalah polwan.


Semua berawal dari ibuku yang memiliki saudara perempuan dan papa menaruh ketertarikan, disitulah semua terjadi. Dan papa sudah beberapa kali berselingkuh tetapi tidak ketahuan oleh ibu, dan saat ibu tau dia sangat marah besar. Itu terjadi sejak umur ku 10 tahun dan sekarang aku sudah 17 tahun, tidak ada satupun hubungan keluarga ini makmur ataupun damai. Seolah dulu tawa dan kebahagiaan di masa kecilku, hanya sebuah kebohongan belaka. Aku menangis dan menaruh kepala ku di sekitar lutut ku, jika boleh jujur aku pun juga di rundung di sekolah. Di pandang rendah oleh anak-anak yang lainnya, dan tidak memiliki satupun teman yang bisa di percaya. Mengapa nasib ku seperti ini? Apa yang harus kulakukan? Orang tuaku bahkan tidak membantuku...

Kini ruangan gudang hanya terisi dengan suara isakan kecil ku, aku hanya bisa bermimpi soal kebahagiaan yang kuinginkan. Perlahan karena lelah menangis aku pun mulai mengantuk, dan tidur dalam posisi duduk bersandar di tembok.


Perlahan aku membuka mataku dan melihat sekitarku, aku merasakan angin sejuk menerpa wajahku. Aku melihat sekitar dan melihat pemandangan yang indah, dimana ada hamparan bunga dan juga rerumputan yang terasa lembut. Aku merasakan hatiku mulai tenang dan rasa sakit ku hilang semua, ini terasa nyata... Aku kembali membuka mataku dan aku mulai berjalan menuju kearah pohon rindang, yang menjulang tinggi ke atas. Semakin aku mendekati pohon itu aku bisa merasakan bahwa anginnya semakin sejum, kemudian aku berhenti sata sudah berada di pohon itu. Aku melihat beberapa helai daunnya terbang di udara, dan matahari yang terang menyinari nya. Aku menyentuh batang pohon itu, kemudian merasakan tekstur keras serta kokoh. Sekilas aku melihat siluet seseorang berjalan dari kejauhan, tetapi itu tidak terlihat jelas dan aku tidak bisa melihat wajahnya juga. Aku berpikir bahwa aku hanya salah lihat atau semacamnya, tetapi siluet itu mulai bergerak kearah pohon.


Karena penasaran aku menunggu siapa yang mendekatiku dan mengapa sosok nya seperti laki-laki, aku bisa melihat bahwa dia melambaikan tangannya padaku. Aku tidak membalas tetapi menatap kearahnya, kemudian dia berhenti dan jaraknya tak jauh dariku. 

"Rupanya kau disini, aku mencari mu"

Suara laki-laki itu memasuki pendengaran ku dan terasa asing, siapa laki-laki ini? Mengapa dia ada disini? 

"Alsa kau baik-baik saja?"

Aku pun tersadar kemudian menatap laki-laki itu dan menatap wajah nya, kemudian aku mulai membuka suara.

"Maaf, aku tidak bermaksud meninggalkan mu"

Bukan itu yang ingin kukatakan, mengapa aku berkata seperti ini? Aku tidak paham dengan semua ini. Aku melihat laki-laki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya, kemudian aku menerima uluran tangannya dan mulai berjalan beriringan.


Ini semua seolah adalah keinginan ku sendiri, cara aku berbicara dengan laki-laki ini ataupun caraku berinteraksi dengan nya. Dia adalah laki-laki baik dan bahkan lebih baik dari papa ku, dan dia lebih mengerti soal diriku. Saat sedang asyik tertawa aku merasakan dia menyibak helai rambut ku, kemudian tersenyum. 

"Kau terlihat cantik jika tertawa..."

Aku terdiam membeku kemudian aku tersenyum dan mendekati laki-laki itu, lalu aku bersandar di bahu laki-laki itu. Orang asing ini benar-benar seseorang yang selalu kuimpikan dan kuinginkan, tetapi semua ini hanyalah mimpi. 

"Alsa ingatlah, bahwa aku akan selalu bersama mu. Kita akan segera bertemu nanti"

Aku hanya bisa mendengarkan perkataan laki-laki itu tanpa menjawab kemudian aku mengelus tangan nya, yang terasa lembut dan halus. Tak berselang lama aku menutup mataku, dan mulai tertidur di bahu laki-laki itu. Perlahan aku membuka mataku lagi, disekitar ku adalah gudang yang sepi dan kosong. Aku teringat dengan laki-laki yang ada di mimpiku, aku melihat wajahnya dan aku merasakan kulitnya. Tetapi semua itu terasa hampa dan menghilangkan begitu saja dari memori ku, apa yang terjadi? Dan siapa laki-laki itu sebenarnya....

Posting Komentar

 
Top