0

 Pt.1


      Dahulu ada seorang gadis sederhana yang menyukai alam, dia bersama sang kakek hidup bersama di rumah kayu kecil yang nyaman. Sang gadis sering diam-diam pergi ke hutan sendirian, saat malam hari tiba. Sang gadis suka sekali bernyanyi dan suaranya sangat merdu, tanpa dia sadari hari semakin gelap. Sang gadis ketakutan karena dia tersesat, tetapi dia melihat sebuah cahaya kecil. Sang gadis mengikuti setiap jejak cahaya kecil itu, lalu dia tidak pernah kembali pulang. Tidak ada yang tau dimana sang gadis berada sekarang.

Aku memeluk boneka kelinci ku dengan erat, serta menatap papa ku dengan mata polos. "Apa gadis itu masih ada sampai sekarang?" Papa tersenyum lalu mengelus kepala ku dengan cara lembutnya. "Tidak ada yang tau Itzel..." Aku kemudian menguap ngantuk, "kenapa itu bisa terjadi..?" Papa tidak menjawab hanya tersenyum kepada ku, kemudian dia menyelimuti aku lalu mengecup dahiku. "Good night, my precious daughter.." Dia mematikan lilin disamping kasur ku, kemudian keluar dari kamar. Kini pikiranku masih bertanya-tanya kenapa papa suka sekali menceritakan aku kisah itu, sementara aku tidak mengerti makna di balik cerita itu. Aku pun menjadi pusing sendiri dan perlahan tertidur pulas, lagi-lagi aku bermimpi aneh. Dimana aku melihat pemuda tampan dengan seorang perempuan cantik, mereka sedang berpegangan tangan lalu berlari menelusuri taman. Wajah mereka tampak bahagia dan entah mengapa, wajah mereka terasa begitu sangat familiar. Aku terbangun di pagi hari disambut dengan kicauan burung, serta sinar matahari yang menyambut seperti hari-hari biasa.

Aku menguap sambil membuka pintu kamarku, seisi rumah terasa sepi. Papa yang biasanya menyambut ku, tidak ada dimanapun. Aku menghampiri kamarnya tetapi kosong tidak ada siapapun, perpustakaan, dapur, bahkan kebun. Aku berpikir bahwa mungkin saja papa sedang pergi ke kota, biasanya papa meninggalkan surat untuk ku. Lagi-lagi tidak ada satupun surat yang terletak, aku sudah mencari ke semua meja tetapi tetap tidak ada. Aku masih mencoba berpikir positif, tidak berpikiran yang tidak-tidak. Sampai tiba-tiba aku mengingat sesuatu soal mimpi ku, hanya mimpi aneh itulah yang selalu ku ingat. Aku berjalan ke kamar papa ku lalu membuka nya, aku langsung bisa mencium bau dari bunga-bunga yang di gunakan untuk obat-obatan. Aku berjalan menelusuri ruangan kamar papa, memang ini terkesan tidak sopan. Tetapi rasa penasaran ku lebih besar, dan aku ingin mengungkapkan apa arti mimpi itu. Aku melihat salah satu buku yang terletak di rak buku, buku itu agak berdebu (sepertinya sudah sangat tua). Aku meraih buku itu dengan agak berjinjit, karena raknya lebih tinggi dari aku. Aku mengambil buku itu kemudian meniup debu-debu yang menempel, judul buku itu adalah 'Memories'.

Halaman pertama terlihat gambar seorang perempuan yang sedang dipeluk oleh laki-laki, dalam bingkai bulat dihiasi dengan bunga-bunga mawar merah. Dihalaman selanjutnya ada semacam pernyataan disana, betapa papa ku mencintai perempuan itu. Kemudian aku terkejut saat tau bahwa, buku ini adalah buatan asli papa ku. "Berly my wife" aku membaca tulisan itu yang berada di halaman selanjutnya, dia adalah mamaku! Selama ini papa selalu bercerita soal mamaku, yang memiliki rambut coklat keriting yang mengembang dengan mata hijau yang indah. Aku melihat kembali halaman pertama yang berisi kan gambar, aku baru menyadari bahwa ini adalah papa dan mama. Tertulis dibagian bawah gambar, Berly&Ramose. Jelas sekali bahwa itu adalah tulisan papa ku, dan perempuan yang dia peluk adalah mama ku. Aku mendengar langkah kaki seseorang memasuki rumah, dengan cepat aku menaruh kembali buku itu di rak dan keluar dari kamar papa ku. Aku pun turun dari tangga dengan sedikit berlari, kemudian memeluk papa ku dengan erat. 

"Papa! Kau sudah kembali!"

Papa tersenyum dan balas memeluk ku dengan erat, dia mengecup dahiku penuh cinta dan kehangatan. 

"Papa habis dari mana? Kenapa tidak memberitahu Itzel..?" 

"Maaf kan papa sayang... Papa tidak ingin mengkhawatirkan mu, setidaknya gadis kecil papa cukup pemberani jika di rumah sendirian kan?" 

Aku mengangguk sambil tersenyum manis papa selalu begitu, dia sangat lembut terhadap ku. Aku masih terpikirkan soal buku papa, dan juga sosok ibuku yang tergambarkan di buku papa. Mengapa selama ini papa menyembunyikannya? Papa selalu bilang "saat nanti kau sudah beranjak umur 17 tahun, papa akan beritahu semuanya." Nyatanya aku masih berumur 7 tahun, butuh berapa tahun lagi aku harus menunggu? Terlalu lama untuk mengingat hal-hal masa kecil di otak ku, aku bahkan tidak tau apakah bisa mengingat nya juga nanti di umur ku yang ke 17 tahun.

Posting Komentar

 
Top