0

  Sendirian dan kesepian adalah dua hal yang berbeda. Hal yang kamu rasakan saat kamu berada di rumah sendirian dan tidak ada orang yang akan mengganggumu. Tenang, seakan-akan hanya kamu yang tinggal di rumah ini. Dan kamu tidak perlu khawatir tentang orang-orang yang akan melihat atau menilaimu aneh.


Sedangkan kesepian adalah dimana kamu menginginkan seseorang atau sesuatu untuk menemanimu. Kamu khawatir akan suatu hal namun tidak ada orang yang bisa kamu hubungi. Bisa saja kamu merasakan perasaan hampa di keramaian. Karena kesepian bukan hanya dimana kamu berada tapi siapa saja yang sedang bersamamu sekarang. Pada akhirnya manusia hanyalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa satu sama lain.


Aku suka sendirian. Tidak suka percakapan kecil yang hanya berjalan sesaat saja. Tentu saja aku tidak suka saat ada pekerjaan kelompok di sekolah. Biasanya aku masuk ke dalam kelompok terakhir atau bisa di bilang "buangan" semacam itu. Bahkan siswa-siswa di kelasku saja hampir tidak mengenalku. Aku merasa dijauhkan dari mereka semua. Kecuali... dia.


Memang pada dasarnya tidak masalah jika kamu pendiam atau tidak asalkan kamu tergolong ke dalam goodlooking. Kalau aku dengar-dengar namanya Vyn Ravendra. Dia juga memiliki potensi dalam menggambar. Di hari saat aku pertama kali mengenalnya duniaku berubah. Dan itu semua hanya karena satu orang.


Dia juga pendiam mungkin lebih pendiam dariku? Temannya juga bisa dihitung dengan jari. Entah mengapa aku seringkali melihat ke arah Vyn. Dia duduk di sebelahku sekarang. Auranya berbeda dari yang lain mungkin karena dia anak yang kalem.


Interaksi kita yang dulu hanya sebatas menanyakan pekerjaan rumah dan soal-soal di kertas ulangan berubah menjadi menanyakan bagaimana kabar hari ini, habis pulang sekolah mau ngapain, dan banyak lagi. Padahal aku sendiri yang bilang bahwa aku tidak menyukai obrolan kecil. Tapi kalau Vyn orangnya aku tidak akan muak jika dia menanyakanku banyak hal. Mau obrolan kita sampai tengah malam pun aku rasa aku tidak akan mengantuk dan merasa energiku terkuras.


Seiringnya waktu berjalan aku dan Vyn menjadi sahabat baik. Aku rasa aku tidak harus menyimpan rahasia apa-apa dari dia. Hari ini aku dan Vyn berpisah karena datangnya dua murid baru. Satu siswa laki-laki dan satu siswi perempuan. Yang laki-laki seingatku namanya Rafy Fahlevi Nathan dia duduk bersama Vyn dan siswi baru yang duduk denganku sekarang bernama Sania Devara Ganesa.


Sania bisa dibilang cantik dan lumayan pendiam namun dia bisa bergaul dengan sekitarnya. Dia memakai kacamata lancip berwarna hitam. Aku lumayan suka dengannya dia terlihat baik. Aku berkenalan dengan Sania dan memulai dengan perlahan walau sedikit canggung karena aku tidak pandai berteman.


Vyn memperkenalkanku dengan Rafy dan aku memperkenalkannya dengan Sania. Aku sedikit terkejut melihat Vyn dan Sania memiliki banyak kesamaan dan mereka cepat akrab. Rafy dan aku juga memiliki beberapa kesamaan walau kadang omongannya tidak menyambung dengan otakku.


Tiap hari aku melihat Vyn yang semakin dekat dengan Sania dan semakin jauh denganku. Mungkin aku bukan prioritas utamanya lagi. Kenapa aku jadi memikirkan mereka berdua akhir-akhir ini. Aku memutuskan untuk membuat sebuah cerita pendek di waktu luangku. Vyn membacanya dan mengatakan bahwa itu sudah bagus namun dia mengatakan kalau aku bisa membuat yang jauh lebih baik dari itu. Aku berjanji kepadanya aku akan membuat cerita yang lebih bagus lagi daripada ini.


Aku tidak bisa memikirkan apapun jika melihat Vyn bersenang-senang dengan orang lain. Aku tidak pernah melihatnya senyum selebar itu sebelumnya. Kenapa Sania bisa membuatnya begitu? Padahal dia baru mengenal Vyn. Rafy menghampiriku dan melihat ke arah mereka berdua. Dia bilang bahwa mereka berdua cocok. Sedikit sakit untuk di dengar namun dia tidak salah.


Vyn menghabiskan waktunya sebagian besar bersama Sania. Kami masih berteman tentunya cuman jarang mengobrol saja. Dan Rafy, kami mulai menjadi dekat. Kalau boleh jujur Rafy ini tipeku banget. Tinggi, ganteng, pakai kacamata, suka main game dan lain-lain. Tapi Rafy bukan DIA.


Aku mulai merasakan perasaan yang aku rasakan sebelum menemui Vyn. Rasanya hampa, bagaimana diriku yang dulu bisa menanganinya dengan mudah? Vyn seperti bintang yang bisa dilihat pada malam hari. Terang, indah, tapi sewaktu pagi dia tidak ada menghilang begitu saja. Asing, aku seperti tidak pernah mengenali Vyn sebelumnya. Dia cukup berubah setelah berteman dengan Sania.


Vyn, aku sudah menyelesaikan cerita baru. Aku yakin ini lebih bagus dari pada cerita yang pernah aku buat sebelumnya. Katakan padaku, bodoh. Jika aku terus menulis dan membuat cerita baru, apakah kamu akan membacanya lagi?


[Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu.]


Aku bersumpah pada setiap bintang di luar sana. Seluruh langitku hanya menginginkan bintangmu(Kamu).


Aku kesepian, Vyn.

Posting Komentar

 
Top