Aku mengusap-usap kedua tangan ku agar menghangat karena sekarang di jepang sedang turun salju, aku tersenyum tipis merasakan butiran salju yang turun mengenai wajah ku. Aku tidak sengaja menabrak seseorang sehingga tas belanjaan terjatuh, "gomen'nasai..." (*translet: "maaf ya...") Aku membungkuk kemudian membantu mengambil belanjaan nya yang terjatuh. "Daijobu, shinpaishinaidekudasai" (*translate: "tidak apa kok, tidak usah khawatir") aku melihat senyuman tipis di bibirnya, membuat ku merasa tidak enak. "Sabito, yamazaki sabito" dia tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, aku menerima uluran tangannya "Ofelia wijaya, panggil aja Lia". Dia mengangguk dan senyumannya tak hilang sedikit pun, "orang Indonesia ya?"
"Iya, kebetulan aja sih..." Aku menjawab dengan malu-malu, karena baru kali ini ada yang notice.
Aku tersenyum menatap layar hp ku sendiri, lalu memeluk erat boneka pompompurin ku dengan gemas. Bayangkan saja karena kejadian itu aku menjadi akrab dengan sabito, dan sekarang kami sedang chattan. Hari-hari berikutnya aku mulai merasakan perasaan yang istimewa saat bersama sabito, dia juga memberikan beberapa perhatian kecil untuk ku. Aku melihat keluar jendela yang kini ditutupi salju, aku bisa merasakan dinginnya udara seiring berjalannya waktu. Aku mendengar pintu apartemen ku terbuka dan menunjukkan sabito, dia membawa kantong plastik berisi beberapa makanan dan dia tertutupi salju. Aku menghampiri lalu mengambil kantong plastik itu, dia tersenyum lalu berkata "maaf lama, aku mencari dimana-mana dan di beberapa tempat tak ada."
"Tidak masalah, seharusnya jika tidak ada kau pulang saja..." Aku sedikit membersihkan jaketnya yang penuh dengan salju, dan dia menatapku dengan kagum (mungkin hanya perasaanku).
Aku memasak sup untuk menghangatkan tubuh, serta membuat susu coklat untuk aku dan sabito. Aku mulai kepikiran dengan hubungan kami kedepannya, kami bahkan belum memiliki hubungan apapun selain kata 'teman'. Aku mendengar langkah kakinya yang menuruni tangga, seketika lamunanku buyar. Aku melihat kearahnya dia tampak tampan, rambutnya yang sedang turun kebawah serta masih agak basah. Aku pun mengalihkan perhatian ku ke kompor, karena pipiku sudah semerah tomat. "Lia, bantu aku mengeringkan rambut ku..." Aku menengok kearahnya saat dia sudah memberikan handuknya kepada ku, aku perlahan mengelus rambutnya dan mataku berbinar-binar. Rambutnya terasa lembut dan menggemaskan! Ini pertama kalinya aku sedekat ini dengan seorang laki-laki! Mata kami bertemu sesaat menambah gelombang perasaan yang aneh, aku bisa merasakan nafasnya di wajah ku. Terasa hangat dan menambah kan perasaan asing? Wajahnya begitu dekat dengan ku tetapi dengan segera aku menjauh.
Wajah ku memerah karena malu, begitu juga dengan sabito. Aku melirik kearahnya dan dia juga sedang menatap ku, suasana seketika menjadi canggung. "Apa kau sudah selesai memasaknya?" Pertanyaan tidak ku gubris beberapa saat, karena aku tidak menyadarinya. Tiba-tiba sebuah tangan dibahuku menyadari lamunanku, "y-ya?".
"Apa kau sudah selesai memasaknya..?" Nada suaranya sangat pelan serta lembut, sehingga hampir tak terdengar. "Y-ya... Sudah kok." Aku menjadi malu-malu karena kejadian (aku merasa bodoh). Kami mengobrol seperti biasa serta makan bersama-sama, suasana yang tadinya dingin seketika menjadi hangat ( karena bumbu-bumbu romantis). Malam menunjukkan pukul 10.17 P.M ini terlalu dini untuk aku tidur, jadinya aku memutuskan untuk membaca buku di ruang tamu. Ditemani dengan secangkir teh hangat, ditemani dengan boneka ku (pompompurin) serta mantel nyaman milik sabito. Aku melihat sabito keluar dari kamarnya, rambut berantakannya menambah kan kesan tampan.
Sabito menatap ku lalu berlalu menuju dapur, dia bangun hanya untuk meminum air putih karena haus. Aku tertawa kecil kemudian kembali mengalihkan perhatian ku ke buku, tiba-tiba dia duduk disamping ku. Aku tentunya sedikit bingung, kebiasaan buruknya adalah tidak sadar dengan tindakan yang dilakukannya karena baru sadar/bangun tidur. "Ada apa?" Dia menggeleng kan kepala, tetapi masih menatap ku dalam-dalam. Aku terdiam lalu menutup buku yang ku baca, dia langsung memeluk tubuhku dan menjadikan aku bantal tidur nya. Aku merasakan gumaman dari arah sabito, lalu aku sedikit membungkuk untuk mendengar apa yang dikatakannya. "Kau terlihat cantik malam ini..." Itulah kata-kata yang kudengar sekarang, aku terdiam membeku ditempat karena terlalu kaget. Atmosfer dingin disertai keheningan karena tadi, benar-benar terasa kali ini. Aku bisa merasakan kehangatan dari tubuhnya karena memeluk ku.
Posting Komentar