Yara si anak yang hanya ingin hidup enak enak saja tetapi dibalik itu ada seorang Ayah yg susah payah menafkahi nya. Ia hanya mempunyai Ayah karena ibunya sudah meninggal 1 tahun yang lalu.
Yara selalu menyiksa Ayah nya, menghina Ayahnya dan juga
Yara selalu mengatakan sibuk,sibuk dan sibuk padahal kegiatan sehari nya hanya bermain, keluar, makan makan, tapi kalau sudah di suruh oleh Ayahnya pasti dia akan banyak alasan. Padahal juga duit itu adalah penghasilan dari Ayahnya yang berkerja menjadi petani.
Sampai dimana hal yang tidak Yara inginkan terjadi
Ini lah cerita Yara Afiya.
Saat itu Yara sedang main hp sambil tiduran, dia tidak ada keinginan untuk membantu Ayahnya beberes rumah, Ayahnya selalu sabar menanggapi kelakuan anaknya. "Yaraa.. Bantu Ayahmu nak," Yara hanya pura pura tidak mendengarkan. "Yara.. Ayah pergi dulu untuk berkerja" ujar sang ayah
"Yaa pergilah carikan duit yang banyak lalu berikan kepada ku!" ujar durhaka sang anak.
Ayah Yara selalu meminta hidayah ke yang Maha Kuasa untuk Yara agar dia bisa lebih baik lagi.
"Akh! Apa apaan nih makanan cuman tempee doang" ujar Yara yg melihat meja makan waktu sudah siang dia ingin makan. "Males bgt punya bapak miskin, mending gw keluar jalan jalan," Yara pun bergegas untuk pergi meninggalkan rumah. "Eh iya duit dari mana gw buat makan makan enak," Yara berfikir keras bagaimana mendapatkan uang "Ohh ambil di lemari Ayah aja" Yara pergi ke lemari sang Ayah dan mengambil uang lalu menaruh uang itu ke tas nya yg sejumlah 500rb.
Di sisi lain sang Ayah sedang berkerja payah untuk menafkahi sang anak durhaka, dia masih menyayangi anaknya walupun kelakuannya seperti itu.
Waktu sudah sore sang Ayah bergegas untuk pulang ke rumah. Saat ia sudah sampai rumah melihat tidak ada siapa siapa pun di rumah, makanan tidak disentuh, sedih rasanya sedih mempunyai anak seperti ini..
"Ya Tuhan tolong berikan jalan petunjuk untuk anakku.."
Di saat itu Yara sedang asik asik nya memakan makanan enak dan tertawa bersama temannya, dan melihat jam di hp nya ternyata sudah menunjukkan jam 8 malam, ia bersiap untuk pulang karena sudah mengantuk.
Ia memesan taxi online dan pulang. Di tengah tengah perjalanan mobil taxi itu rem blong ditambah hujan petir yang dahsyat dan terjadilah peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Yara. Sang Ayah dirumah sedang menunggu sang putri nya pulang kerumah sampai larut malam jam 12 malam tak kunjung datang kerumah. Ia takut ada hal hal yg tidak di inginkan terjadi, akhirnya sang Ayah tidak panik lagi karena mendengar suara komunikasi orang didepan rumah nya tetangga dirumah, tetapi tidak ada suara putrinya? Tanpa lama sang Ayah keluar menemui orang orang yang sudah menunggu diluar rumah nya. Lalu ada 1 tetangga yang memberi informasi jika anaknya dirumah sakit mengalami kecelakaan. Sang Ayah sontak kaget dan lemas ia meminta di antarkan kerumah sakit. Sesampainya disana ia melihat putri nya yg sedang di perban, lalu menghampiri. Sang putri menangis tidak menyangka ayahnya datang kepada nya, ia langsung meminta maaf dan menyesali perbuatannya itu berulang kali. Sampai Ayah nya menangis. Sang putri berbicara kalau dia menyesal karena perbuat jahat kepada ayahnya selalu mengabaikan nya, "A-Ayahh.. aku minta maaf aku selalu merepotkan mu maaf kan aku ayah.. Aku adalah anak durhaka, Ayah dan Tuhan pantas menghukum ku.." ujar Yara Denga suara terbata bata karena sesak nafas
"Tidak nak, Tidak ada yang salah untuk mu nak.." ujar sang Ayah. "Ayah.. maaf kan aku Ayah, Terimakasih sudah menjadi Ayah yang baik.." ujar sang Yara dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sang Ayah menangis dan menjerit melihat putri nya telah tiada di pelukannya ia tidak mau hal ini terjadi walaupun Yara adalah anak yang durhaka. Seminggu kepergian Yara
Sang Ayah selalu mendoakan yang terbaik untuk Yara
Semua telah usai..
Yara meninggal karena perbuatannya yang sangat tidak pantas, Yara di hukum Tuhan karena perbuatannya, ia tidak tenang di alam kubur sana.
Dari sini kita belajar untuk menghargai orang tua kita, jangan sampai kita menyesal dan terlambat sebelum membahagiakan mereka.
Posting Komentar