"Kalau seminyalnya dunia berjalan semau kita itu enak yah?"
Jalanan sudah sepi tinggal menunggu waktu lama untuk matahari kembali lagi. Tubuh yang sudah lelah akan aktivitas di pagi hari akhirnya bisa beristirahat di atas kasur yang empuk. Benar saja kata mereka, fokus saja kepada apa yang ada di depan dan biarkan yang berlalu tetap disana. Karena waktu tidak bisa diulangi walaupun kita meminta berjuta-juta kali sampai menangis.
Dunia itu indah sangat indah. Kita sendiri yang membuat dunia itu sulit dan jelek. Apalagi jika ada seseorang istimewa, dunia ini pasti akan menjadi lebih spesial. Tidak semua orang menginginkan seseorang yang istimewa dan itu bukanlah masalah. Membahagiakan diri sendiri adalah hal yang terpenting. Tempatkan dirimu dalam skala prioritas utama.
Perlu diingat lagi, di dunia ini bukan hanya kamu yang hidup. Bukan kamu yang hanya merasakan pedihnya dunia. Tapi kamu masih punya Tuhan kan? Kalau diibaratkan pada buku. Tuhan adalah Authornya, buku adalah dunianya, dan kamu adalah penanya. Kenapa kamu bukan tulisannya? Karena kamu masih bisa menentukan jalan hidupmu sendiri Tuhan hanya memberi sinopsis dan plotnya saja. Di dalam plot itu ada larangan dan perintah. Dan tanggungjawabnya ada di kamu, kamu harus menuruti kedua itu jika kamu ingin bahagia.
Ada kebahagiaan yang tercipta ketika kamu menjalankannya, ada juga kebahagiaan yang tercipta ketika kamu menjauhinya. Contohnya adalah ketika mencintai seseorang. Ada larangan dan batasannya sendiri. Tapi kamu masih saja membuta untuk mencintai seseorang.
── .✦
Someone Special
Udah sampai dirumah?
You
Udah, lu masih di jalan?
Someone Special
Masih.
You
Hati-hati ya.
Tengah berharap dengan manusia yang perilakunya susah ditebak. Menyia-nyiakan waktu yang berharga hanya untuk satu orang. Perasaan yang sangat tidak nyaman dan nyaman bersamaan, menjadi satu, kekacauan.
Tangannya mengambil earphone dan menyalakan lagu di handphonenya. Setidaknya musik yang disetel dengan volume kencang ini akan menghentikan suara pikirannya yang berisik. Sesuatu yang menyatukan jiwanya dengan dunia miliknya sendiri. Berbicara dengan bahasa miliknya sendiri dan mendengar dengan apa yang bisa dia cerna.
Oh, won't you kiss me on the mouth
And love me like a sailor?
And when you get a taste
Can you tell me what's my flavor?
Merasa kecewa akan diri sendiri karena merasa sama dengan apa yang diceritakan dalam lagu. Kamar ini berubah seperti lautan yang bisa menenggelamkannya kapan saja. Tapi, kalau memang bisa, mungkin dia tidak akan lari. Membiarkan air yang tenang mengalir masuk di tubuhnya. Memenuhkan sekujur tubuhnya, nadinya, otaknya.
Matanya terbuka di malam hari. Sinar bulan yang hanya cahaya pantulan dari matahari. Sinarnya kurang terang, walaupun hanya menyinari malam, bulan tidak pernah akan sama dengan matahari, tidak akan pernah cukup untuk menjadi matahari. Because to be a star you must burn.
Dengan mata yang berat dia mengambil pena dan secarik kertas. Semua apa yang telah dia pendam selama hidupnya. Ditumpahkan dan dipercayakan pada kertas kecil yang lemah. Membuka laci meja belajarnya, terdapat kertas origami, gunting, dan barang-barang lain. Dia membuat hati dari kertas origami yang dia temukan. Setelah dia merombak lacinya lagi dia menemukan postcard dan juga amplop. Amplop yang tadinya kosong diisi dengan surat, kertas, dan postcard sampai penuh.
Dia mengambil amplop yang sudah diisi dan pergi keluar rumah. Lampu jalanan yang menyala membantu untuk memperlihatkan apa yang ada dikegelapan. Malam ini sangat dingin, tapi langitnya sangat bersih. Masih bisa terlihata beberapa bintang yang bersinar dari bumi yang dia pijak. Bintang itu mengingatkan dia kepada seseorang. Orang itu, bersinar sendirian di dalam kegelapan dunia ini.
Kupu-kupu kecil yang terbang dengan cepat mengagetkannya. Malam hari ini terhias oleh binatang kecil yang mempunyai warna indah. Dia tetap menatap kupu-kupu itu sampai tidak terlihat lagi. Kupu-kupu itu juga mengingatkannya kepada orang yang sama. Orang itu, memiliki warna yang indah, seperti kupu-kupu, namun sayangnya kupu-kupu tidak bisa melihat warna sayapnya.
Tidak terasa dia sudah berjalan cukup jauh dijalanan yang sepi. Dia berhenti di rumah yang berwarnakan putih bersih. Melihat sebuah kotak surat yang bediri sendirian dia langsung menghampirinya. Memasukan amplop miliknya lalu oergi begitu saja. Kotak surat itu menerima amplop dengan senang hatinya.
Terkadang, ada orang yang datang ketika masa terendahmu. Dia berhenti untuk memasukan masa-masa yang indah lagi kepada dirimu agar kamu bisa berdiri lagi. Tapi hanya untuk sementara. Orang itu akan pergi lagi dengan berlanjutnya masa.
Dia berjalan ke dalam rumahnya kembali lalu ke kamarnya sendiri. Setelah kelelahan berjalan dia membaringkan tubuhnya di atas kasur yang nyaman.
ztttt! ztttt!
Getar handphonenya membuat dia tidak jadi tenggelam dalam tidur. Dia mengangkatnya tanpa melihat kontak yang menelponnya.
"Belum tidur?"
Suara orang itu sangat halus nan lembut. Entah memang karena disengajakan atau karena hari sudah malam.
"Belum" Jawabnya.
"Nanti pagi lu bakal pergi? Gak kerasa secepat itu lu pindah dari sini." tanya orang itu.
"Iya juga, baru inget gua, perasaan kemaren baru masuk sekolah ini dah. Kalau bukan karena pekerjaan orang tua kayaknya gua milih tetep disini. Udah nyaman." Nyaman karena lingkungan sekolahnya, nyaman karena disini ada yang bisa menerimanya, nyaman karena... ada orang itu.
"Kalau gua jadi lu sih gua bakal milih pindah. Stress gua di sekolah itu. Ngomongin sekolah gua baru inget lagi ada pekerjaan rumah PPKN. Tugasnya tentang apa gua juga lupa." Terdengar dari sisi lain handphone ini. Orang itu sedang membuka bukunya dan membolak-balikan halaman.
"Bab 2, tentang norma setahu gua sih." jawabnya.
"Oh iya norma, norma... aturan atau standar perilaku yang diterima dan diharapkan oleh suatu kelompok atau masyarakat. Lucu ya manusia kebanyakan berharap." Orang itu tertawa.
"Tapi tanpa harapan hidup manusia bisa jadi lebih kelam dari sekarang." jawabnya dan orang itu juga setuju.
"Kayaknya gua bakalan tidur deh, gabisa bangun buat sekolah nanti. Maaf kalau saat lu pergi gua gabisa nemenin ya." Orang itu menutup telpon diantara mereka berdua setelah berucap salam perpisahan.
Malam itu juga harapan dari satu manusia di muka bumi ini dipatahkan.
Semisalnya hari esok adalah hari akhir dari dunia ini. Apakah orang itu akan mengingatnya dan menanyakan keadaannya?
────୨ৎ────
Pagi hari ini, ada orang yang sedang berpergian menggunakan pesawat dengan muka masamnya. Sedari tadi dia hanya mendengarkan musik dari headphone yang disediakan dan melamun melihat jendela pesawat. Rasanya sudah tidak ada energi yang tersisa untuk bersemangat lagi. Sudah berapa kali dia melihat notifikasi layar handphonenya dan tidak menemukan apa-apa.
Di sisi lain, ada orang yang baru saja bangun dari tidurnya dan bersiap-siap untuk rutinitasnya. Mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Sebelum itu orang itu mengecek kotak suratnya. Dia tengah memakan sebuah roti yang dipanggang dengan mentega. Ada amplop yang tidak bernama. Dia tidak mengetahui siapa yang menulisnya tapi jelas-jelas nama nya terpampang disitu. Dia menyelesaikan rotinya dan membuka amplop itu sembari berjalan menyusuri trotoar.
Dia mengamati isi amplop itu sebelum menarik secarik kertas keluar. Sebuah surat, surat untuknya. Tulisan ini terlihat terburu-buru dia tidak tahu siapa yang mempunyai tulisan tangan seperti ini. Namun, gaya bahasa surat itu membuat dia terpikirkan kepada seseorang.
"Maybe in another universe..."
Orang itu memasukan kembali surat itu ke dalam amplop lalu dia masukkan ke dalam tasnya. Melanjutkan perjalanannya sendirian.
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.