Pt.4
Aku dengan langkah pelan keluar dari kamar ku secara diam-diam, tidak terlihat papa dimanapun. Kemana perginya? Sementara itu zerix sedang menatap kagum kearah rak buku, entah apa yang dilihatnya.
"Sepertinya, papa sedang tidak ada dirumah"
Aku menatap Zerix dan dia tidak menjawab, ternyata dia sedang sibuk dengan seekor ulat bulu.
"Hei!"
Zerix langsung tersentak kaget kemudian tersenyum tak berdosa.
"Maaf, hanya sedang mengamati alam"
“Jika kau tidak lebih tua dari ku, maka aku akan memukul mu”
Aku hanya tersenyum paksa, mengumpat didalam batin. Aku pun menghembuskan nafas kecil, saat aku melihat kebelakang ku. Zerix sudah menghilang membuat ku benar-benar ingin memukul wajahnya.
"Kau tidak seharusnya pergi sembarang tau!"
Zerix terlihat acuh tetapi dia mengangguk, aku sebenarnya tidak paham dengan isi otaknya.
"Apa yang kau cari?"
"Ayah mu"
Apasih orang ini? Sudah jelas papa tidak terlihat dimanapun dan masih mencarinya?
"Sudah berapa kali ku bilang, papa sedang tidak dirumah"
Ekspresi wajah Zerix seketika langsung tersenyum, kemudian tertawa sendiri. Wajah ku seketika langsung bingung dan tentunya menganggap dia bodoh.
"Apa nona ini suka pergi kehutan?"
"Jangan panggil aku nona, dan memang ada apa dengan hutan?"
"Mungkin ayah mu berada disana"
Terjadi keheningan beberapa saat seketika aku langsung menyadari, bahwa memang papa bilang ingin pergi ke hutan.
"Mungkin saja..." Aku bergumam pelan sambil kembali menatap sekitar. Zerix sudah pergi ketempat persediaan makanan ku, dan mengunyah sepotong roti penuh.
"Hey!?"
"Apa?"
Aku memukul lengannya walaupun tidak terlalu keras, tetapi Zerix dengan banyak drama terjatuh.
"Jahat nya... Aku kan tamu-"
"Tidak ada seorang tamu yang kurang aja!"
"Aku hanya lapar!"
Aku menjewer telinga Zerix dan dia meringis kesakitan, lalu aku menarik nya menjauh dari tempat itu.
"Sekarang diam dan duduk."
Zerix dengan menurut duduk di sofa sambil bergumam kesal.
"Apa menurut mu ini ide bagus?"
Zerix mengangguk mantap sambil tersenyum bangga.
"Kita akan pergi ke dalam hutan, dan pastikan tidak hilang!"
Lalu Zerix tertawa yang menurut ku itu sama sekali tidak lucu. Aku hanya memutar kan mataku, kemudian melihat sekitar hutan yang gelap.
"Apa kau benar-benar tau dimana keberadaan papa ku?"
Tidak ada jawaban yang ternyata dia sudah meninggalkan aku, dan jaraknya juga sudah sangat jauh.
"Hey! Yaampun.."
Aku terpaksa mengikuti langkah nya yang begitu cepat, entah kenapa tidak seperti manusia biasanya.
Suara hewan malam terdengar, serta terang nya bulan terpantul menerangi jalan yang gelap. Aku merasakan dingin nya atmosfer membuat tubuhku merinding sebadan, secara tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahuku.
Aku tersentak kaget langsung melihat ke belakang ku, Zerix sudah berdiri di belakang ku sambil tersenyum.
"Melamun?"
"Tidak"
"Kau hampir saja hilang"
"Aku bukan anak kecil!"
Tawa Zerix kali ini lebih pelan, dan di barengi oleh terpaan angin malam. Aku melihat sekitar ku saat mendengar alunan lagu samar dari kejauhan, yang datang dari dalam hutan.
"Ada apa?"
Perhatian ku teralihkan ke arah Zerix, kemudian dengan cepat menggelengkan kepalaku.
"Tidak ada, hanya perasaan sekilas"
Zerix awalnya masih menatap ku kemudian mengangguk, tetapi aku tidak yakin apakah dia bisa mendengar alunan lagu tadi atau tidak.
Posting Komentar