part 3
Seseorang yang memegang bola kaca itu adalah pak tua yang tadi berteriak-teriak, ia tampak sangat dendam pada orang itu hingga menginjak-injak nya beberapa kali. Baru lah setelah beberapa menit kemudian ia sadar akan kehadiran nya Ceila, yang kini sedang menatapnya diam dengan napas tersengal dan keringat yang membasahi tubuhnya .
Pria tua tersebut mendekati Ceila dan menyerahkan bola kaca tersebut.
“…jika kau memecahkan bola kaca ini semuanya akan kembali seperti semula” ucap pria tua, Ceila sempat tertegun sesaat.
“Kenapa…tuan membantu ku?” tanya Ceila memberanikan diri. Dan hanya dibalas senyuman oleh si pria tua itu.
“…. Anggap saja kau membuat ku teringat seseorang” ucap pria tua itu sembari berjalan pergi. Sementara itu Ceila pun menarik orang yang tumbang tadi dan membawanya kembali ke kota.
Di sana sudah ada para polisi yang beberapa jam yang lalu ia telpon, anggota-anggota bintang hitam yang telah tumbang tadi juga sudah ditahan termasuk ketuanya. Sena dan Rion yang melihat ia kembali dengan selamat pun segera memeluknya.
“syukurlah kau baik-baik saja, aku khawatir sekali kau tidak kembali saat aku sadar” ucap Sena benar-benar khawatir.
“benar, selama 2 jam! 2 jam loh! Aku hampir berpikir kau tumbang atau menyangkut di suatu tempat “ ucap Rion yang, entah sengaja atau tidak, berhasil mengundang rasa kesal Ceila. Ceila pun menginjak kaki Rion hingga ia kesakitan dan orang yang ia bawa tadi.
Ia menjelaskan dan meminta pihak berwajib menangkap dan menghukum 2 kali lipat para penyelenggara festival yang merupakan anggota bintang hitam.
Setelahnya Ceila beserta Sena dan Rion, bersama-sama menghancurkan bola kaca itu. Keadaan ramai festival itu seakan hanya mimpi dan para penduduk yang mengikuti festival itu hingga tadi sebelum mereka bertiga menghancurkan bola kaca itu masih ramai. Sekarang yang tersisa hanya permainan yang masih menyala sedangkan para penduduk tertidur, tergeletak di tanah.
“Haaah…rasanya lega sekali! Dan jujur itu sedikit menyenangkan” ucap Rion mengundang tatapan aneh dari Ceila.
“Kaki ku rasanya mati rasa…sepertinya aku tidak bisa berjalan dengan benar setelah ini “ ucap Ceila duduk sembari meluruskan kakinya.
“haha, sepertinya aku juga “ balas Sena. Terlihat kedua kaki gadis-gadis itu sedikit gemetar karena kelelahan.
“rasanya…malam tadi panjang sekali ya “ ucap Sena lagi sembari menatap langit malam yang mulai berubah warna.
“kau benar, rasanya seperti bukan hanya semalam saja…lebih terasa seperti 3 malam tanpa istirahat “ ucap Ceila.
“oh iya, Sei. Ayah mu bagaimana? Dimana dia? Seingat ku, aku tak melihatnya sejak kemarin siang “ tanya Rion yang baru teringat.
“Oh dia pergi sejak pagi kemarin. Tenang saja, ia akan pulang nanti siang” ucap Ceila santai.
Dan akhir cerita pun berakhir dengan ketiga sahabat ini yang menyaksikan indahnya terbit matahari setelah malam yang panjang.
Posting Komentar