Kaluna terbangun, merasa kasur nya keras dan tidak nyaman tak seperti yang ia tiduri tadi malam. Ia terbangun menyadari dia tidak lah berada di kamar nya, namun berada di gubuk. Ia duduk dari tidur nya panik, meraba kantung celana nya, mencari ponsel nya. Meraih ponsel nya dari kantung celana, ia mengecek jam berapa kah itu.
04:50..
Ia keluar dari gubuk itu, melihat para penduduk yang.. aneh.
Mereka semua tak ber gerak sedikit pun, semua penduduk memiliki tatapan kosong. Ia kebingungan ,"Ada apa ini?" gumam nya sambil berjalan melewati para penduduk yang membeku.
Dia menemukan kertas yang tergeletak di jalan, ia raih kertas itu.
"Apa ini?" Ucap nya sambil membuka lipatan kertas itu.
"Waktu adalah segala nya, Selamatkan Waktu atau kalian yang tak selamat".
" Maksud nya?" Kaluna kebingungan, Apakah ini ada hubungannya dengan apa yang sedang terjadi?. Ia berlari lari menelusuri desa, ia masuk ke suatu gubuk yang.. terlihat berbeda. Kaluna terkejut, Ada orang lain yang sedang tertidur di sana. Kaluna merasa tak asing dengan orang ini, jika di lihat mirip dengan nya.
Ia menggoyangkan tubuh orang tersebut pelan, "Halo? Bangun" Ia ucap kan selama menggoyangkan orang itu. Orang itu terbangun, "Ada apa?" Gadis yang mirip dengan nya duduk dari tidur. "Baiklah, Aku juga tidak tahu, Tapi semua orang disini kecuali kita membeku entah kenapa, pandangannya kosong aneh, Aku menemukan kertas ini berkata 'Waktu adalah segala nya, Selamatkan waktu itu atau kalian yang tak selamat' aneh bukan?" Jelas Kaluna.
"Sangat aneh, Coba kita cari balai desa, mungkin ada petunjuk lain" Ucap Gadis itu, "Oh ya, aku Kalisa salam kenal" Gadis bernama kalisa itu memperkenalkan diri nya. "Kaluna." mereka berjabat tangan dan langsung ber gegas mencari Balai desa.
"Kalisa, Ini balai desa nya" Ucap Kaluna menatap Bangunan yang cukup besar bertuliskan balai desa. "Ayo masuk" Ajak Kalisa, mereka pun masuk dan menjelajahi nya.
"Kaluna, Ini ada kertas yang... aneh" Ucap Kalisa sambil membaca tulisan yang ada di kertas tersebut, "Gadis Kembar akan datang berusaha menyelamatkan desa, Nyawa desa ada di tangan mereka, Hancurkan Jimat itu sebelum Penguasa Kegelapan Datang." Ucap Kalisa membaca tulisannya.
"Gadis kembar?.. Hanya kita yang tak membeku, berarti ?" Kaluna bingung menatap Kalisa. "Sudahlah tidak usah di pikirkan, Kita harus cari cara untuk menyelamatkan Desa" Jawab Kalisa.
"Baiklah, Ayo" Ajak Kaluna, Mereka berjalan mencari petunjuk lain. Setelah berjalan lama, Mereka bertemu seorang Nenek yang sedang duduk di depan rumah nya. Nenek tersebut melihat mereka dan berteriak "Akhirnya Semesta mengirimkan kalian! Kalian harus bergegas mengambil Jam keramat yang terkubur di tanah belakang Rumah Bu Hijah! Hancurkan Jam itu! pergi ke dukun untuk menghancurkan nya! Dukun Randa punya cara nya! Ia berada di Tengah Hutan!" Jelas Nenek itu.
"Baik Nek" ucap Kalisa dan menarik Kaluna pergi menelusuri desa lagi. "Memang kamu tau dimana Rumah Bu Hijah?" Tanya Kaluna. "Pasti ada di sekitar sini" Ucap kalisa melihat setiap belakang Rumah.
Setelah lelah mencari, Mereka menemukannya. Mereka menggali tanah nya dan mengambil Jam tersebut, "Dapat!" Girang Kalisa. "Ayo pergi ke Dukun Randa! Tengah hutan!" Ucap Kaluna di karenakan langit semakin penuh dengan awan hitam. "Baik, Ayo!" Kaluna dan Kalisa berlari ke tengah hutan mencari tempat dukun itu berada.
Mereka menemukan tempat nya, Mereka masuk mengucap salam. "Akhir nya, setelah Ribuan Abad Kami menunggu kiriman Semesta!" Ucap sang Dukun sambil bersujud. "Mbah, Bagaimana cara kami menghancurkan nya?" Ucap Kaluna sembari ia duduk dengan Kalisa. "Sulit, Perlu tumbal".
Mata mereka terbelalak, " Tumbal?! maksud Mbah kita harus mengorbankan orang desa?!" Pekik Kalisa. "Tidak, Yang bisa di korban kan hanyalah orang orang yang tak terkena pengaruh sihir sang Penguasa Kegelapan" Jelas Mbah Randa. "Berarti, Di antara kami berdua?" Ucap Kaluna sembari melihat Kalisa.
"Ya, walau ada Tumbal, pasti ada korban lain" Ucap Mbah Randa. "Saya siap menjadi tumbal nya Mbah" Kalisa berkata serius. "Kal? Gabisa gitu!" Timpal Kaluna. "Demi Desa, Lun." Jawab Kalisa. "Baiklah jika begitu pilihan kalian, Bawa keris ini, Ketika sang Penguasa Kegelapan datang, Tusuk Kalisa di perut lalu saat darah masih mengalir, lepas keris nya dan tusuk Jam tersebut dengan Keris yang masih terlapisi darah" Jelas Mbah Randa.
"Baik Mbah" Ucap Kalisa membawa keris tersebut. Mereka kembali ke desa.
Mereka menunggu sampai tengah malam di depan Balai desa. Sampai tetiba, Tanah terguncang, Suatu Makhluk gelap datang dan berteriak. "Kalian Terlambat!" Sang Penguasa Kegelapan berteriak kencang.
"Terlambat? Tentu tidak." Ucap Kalisa sambil menusuk perut nya sendiri dengan Keris. Kaluna yang melihat nya menangis, Namun tetap harus melepas keris itu dan menusuk nya pada Jam yang mereka temukan.
Sang Penguasa Kegelapan Lenyap, Kalisa berdarah darah. "Aku.. Senang bertemu dengan kamu, Kaluna." Ucap Kalisa sebelum menghembuskan nafas terakhir nya dan menutup mata nya. Kaluna berlari ke arah Kalisa yang tergeletak dan menangis, Namun ia tak berdiam disana lama. Ia langsung berlari membawa keris tersebut ke rumah Nenek yang ia temui saat itu.
"Nek! Kami berhasil! Namun.. Kalisa.. Ia tak ada" Ucap Kaluna terhadap sang Nenek. "Nenek juga tidak akan ada.. Peluk Kalisa sebelum kalian kembali ke Dunia kalian!" Ucap sang Nenek. Nenek perlahan terjatuh, Tak lama ia kehilangan nyawa nya. Kaluna langsung pergi ke tempat Kalisa berada dan memeluk Kalisa.
Mereka pun kembali ke dunia Mereka, Dengan Kalisa yang sudah tak ada..
Posting Komentar